ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN
GANGGUAN KOGNITIF DAN MENTAL ORGANIK
GANGGUAN KOGNITIF DAN MENTAL ORGANIK
I. PENDAHULUAN
Gangguan kognitif pada pasien akan mempengaruhi pada kemampuan
berpikir dan rasional sesorang. Repon kognitif yang ditimbulkan berbeda dan
tergantung pada bagian yang mengalami gangguan. Perubahan dalam perilaku juga
akan terjadi. Pada kasus delirium akan terjadi gangguan pada proses pikir,
sedangkan pada demensia akan mengalami respon kognitif yang maladaptip.
Untuk mengetahui lebih lanjut masalah yang terjadi pada pasien perlu
dkaji lebih lanjut tentang Gangguan kognitif dan mental organic pada pasien.
Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan gambaran secara umum tentang
Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan gangguan kognitif,
sehingga dapat membantu perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan yang
diaplikasikan dalam hal :
- Pengkajian
- Penegakan diagnosa
- Intervensi
- Implementasi
- Evaluasi.
Pemberian asuhan keperawatan yang maksimal dapat membantu pasien
untuk menghadapi masalahnya dan meminimalkan resiko yang akan terjadi.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
- Definisi :
Kognitif adalah : Kemampuan berpikir dan memberikan rasional,
termasuk proses mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan memperhatikan (
Stuart and Sundeen, 1987. Hal.612).
Gangguan kognitif erat kaitannya dengan fungsi otak, karena
kemampuan pasien
untuk berpikir akan dipengaruhi oleh keadaan otak .
untuk berpikir akan dipengaruhi oleh keadaan otak .
- Fungsi Otak :
1. Lobus Frontalis, Pada bagian lobus ini berfungsi untuk :
- Prose belajar
- Abstraksi
- Alasan
2. Lobus Temporal, Secara umum berfungsi untuk :
- Diskriminasi bunyi
- Prilaku verbal
- Bicara
3. Lobus Parietal, Berfungsi untuk :
- Diskriminasi waktu
- Fungsi somatic
- Fungsi motorik
4. Lobus Oksipitalis, Berfungsi untuk :
- Diskriminasi visual
- Diskriminasi beberapa asfek memori
5. Sisitim Limbik, Hal ini akan berpengaruh pada fungsi :
- Perhatian
- Flight of idea
- Memori
- Daya ingat
Secara umum apabila terjadi gangguan pada otak, maka
seseorang akan mengalami gejala yang berbeda, sesuai dengan daerah yang
terganggu yaitu :
1. Gangguan pada lobus frontalis , akan ditemukan gejala-gejala sbb
:
- Kemampuan memecahkan masalah berkurang
- Hilang rasa sosial dan mora
- Impilsif àverbal/
obyektif
- Regresi
2. Gangguan pada lobus temporalis akan ditemukan gejala sbb :
- Amnesia
- Demensia
3. Gangguan pada lobus parietalis dan oksipitalis akan ditemukan
gejala gejala yang hampir sama, tapi secara umum akan terjadi disorientasi
4. Gangguan pada sistim limbik akan menimbulkan gejala yang
bervariasi all :
- Gangguan daya ingat
- Memori
- Disorientasi
- Dll
RENTANG RESPON KOGNITIF SECARA UMUM :
Respon Adaptif --------------------------------------------------
Respon Maladaptif
-
Decisiveness - Periodic - Tidak
mampu membuat
-
indecisiveness keputusan
-
Memori baik
-
Orientasi penuh - Pelupa -
Kerusakan memori
-
Persepsi akurat - Kadang-kadang
bingung - Kerusakan penilaian
-
Perhatian terfokus - Ragu – Disorientasi
-
Koheren - Mispersepsi –
Mispersepsi
-
Berfikir logis - Pikiran kacau
- Perhatian tidak terfokus
-
Kadang-kadang - Sulit
memberikan alasan
-
pikiran tidak yang logis jernih
( Stuart and Sundeen, 1995. Hal. 546 )
III.
ASUHAN KEPERAWATAN
- PENGKAJIAN
1.
Faktor Predisposisi
Penyebab :
- Gangguan fungsi susunan saraf pusat
- Gangguan pengiriman nutrisi
- Ganggua peredaran darah
a. Penuaan
· Kumulatif degeneratif jaringan otak
penuaan
· Racun dalam jaringan otak
· Kimia toksik/logam berat
Respon kognitif maladaptive
b. Neurobiologi
· Penyakit Alzheimer’s
· Gangguan metabolik :
- Penyakit lever kronik,
- GGK
- Devisit vitamin
- Malnutrisi
· Anorexia nervosa
· Bulimia nervosa
c. Genetik :
Penyakit otak degeneratif herediter ( Huntington’s
Chorea)
2.
Stressor Presipitasi
a. Hipoksia :
- Anemia hipoksik
- Histotoksik hipoksia
- Hipoksemia hipopoksik
- Iskemia hipoksik
Suplai darah ke otak
menurun/berkurang
b. Gangguan metabolism
Malfungsi endokrin : Underproduct / Overproduct Hormon
- Hipotiroidisme
- Hipertiroidisme
- Hipoglikemia
- Hipopituitarisme
c. Racun, Infeksi
- Gagal ginjal
- Syphilis
- Aids Dement Comp
d. Perubahan Struktur
- Tumor àtumor
otak
- Trauma
e. Stimulasi Sensori
- Stimulasi sensori berkurang
- Stimulasi berlebih
Lingkungan yang stimulusai berkurang / atau lebih
Halusinasi
Penerangan dan aktifitas di ICU yang
konstan
Bingung
Delusi
Delusi
Halusinasi
3.
Perilaku
Delirum adalah : Suatu keadaan proses
pikir yang terganggu, ditandai dengan Gangguan perhatian, memori, pikiran dan
orientasi
Demensia : Suatu keadaan respon
kognitif maladaptif yang ditandai dengan hilangnya kemampuan intelektual/
kerusakan memori, penilaian, berpikir abstrak.
Karakteristik Delirium dan demensia
Delirium Demensia
Onset Biasanya tiba-tiba Biasanya perlahan
Lama Biasanya singkat/ <> 65 th
Stressor
Racun, infeksi, trauma,
Hipertermia
Hipertensi, hipotensi,
anemia. Racun, deficit
vitamin, tumor atropi
jaringan otak
perilaku
- Fluktuasi tingkat kesadaran
- Disorientasi
- Gelisah
- Agitasi
- Ilusi
- Halusinasi
- Pikiran tidak teratur
- Gangguan penilaian dan pengambilan keputusan
- Afek labil - Hilang daya ingat
- Kerusakan penilaian
- Perhatian menurun
- Perilaku sosial tidak sesuai
- Afek labil
- Gelisah
- Agitasi
4.
Mekanisme koping :
- Dipengaruhi pengalaman masa lalu
- Regresi
- Rasionalisasi
- Denial
- Intelektualisasi
5.
Sumber Koping :
- Pasien
- Keluarga
- Teman
- DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Nanda :
· Anxietas
· Komunikasi, kerusakan verbal
· Resiko tinggi terhadap cedera
· Sindrom defisit perawatan diri ( mandi,/kebersihan diri,
makan, berpakaian, berhias, toilet )
· Perubahan sensori/perseptual ( penglihatan, pendengaran,
pengecapan, perabaan, dan penghidu)
· Gangguan pola tidur
· Perubahan proses piker
( Stuart and Sundeen, 1995.hal 556 )
Diagnosa lengkap dalam proses keperawatan :
· Gangguan proses pikir berhubungan dengan gangguan otak
ditandai dengan :
- Interpretasi lingkungan yang tidak akurat
- Kurang memori saat ini
- Kerusakan kemampuan memberikan rasional
- Konfabulasi
· Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan :
- Ketakutan
- Disorientasi yang ditandai dengan perilaku agitasi
· Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan :
- Kerusakan kognitif
- Kehilangan memori saat ini
- Konfabulasi
- PERENCANAAN
Identifikasi hasil :
Pasien dapat mencapai fungsi kognitif
yang optimal
Prioritas :
· Menjaga keselamatan hidup
· Pemenuhan kebutuhan bio-psiko-sosial
· Libatkan keluarga
· Pendidikan kesehatan mental
Usaha perawatan :
Memfungsikan pasien seoptimal mungkin
sesuai kemempuan pasien
- IMPLEMENTASI
Intervensi Delirium :
a.
Kebutuhan Fisiologis
- Prioritas : menjaga keselamatan hidup
- Kebutuhan dasar dengan mengutamakan nutrisi dan cairan
- Jika pasien sangat gelisah perlu : Pengikatan untuk
menjaga therapi, tapi sedapat mungkin harus dipertimbangkan dan jangan
ditinggal sendiri
- Gangguan tidur :
· Kolaborasi pemberian obat tidur
· Gosok punggung
· Beri susu hangat
· Berbicara lembut
· Libatkan keluarga
· Temani menjelang tidur
· Buat jadwal tetap untuk bangun dan tidur
· Hindari tidur diluar jam tidur
· Mandi sore dengan air hanngat
· Hindari minum yang dapat mencegah tidur seperti :
kopi, dll
· Lakukan methode relaksasi seperti : napas dalam
- Disorientasi :
· Ruangan yang terang
· Buat jam, kalender dalam ruangan
· Lakukan kunjungan sesering mungkin
· Orientasikan pada situasi linkumngan
· Beri nama/ petunjuk/ tanda yang jelas pada ruangan/
kamar
· Orientasikan pasien pada barang milik pribadinya (
kamar, tempat tidur,
· lemari, photo kleuarga, pakaian, sandal ,dll)
· Tempatkan alat-alat yang membantu orientasi massa
· Ikutkan dalam tyherapi aktifitas kelompok dengan
program orientasi
realita (orang, tempat, waktu).
b.
Halusinasi
- Lindungi pasien dan orang lain dari perilaku merusak
diri
- Ruangan :
· Hindari dari benda-benda berbahaya
· Barang-barang seminimal mungkin
- Perawatan 1 – 1 dengan pengawasan
yang ketat
- Orientasikan pada realita
- Dukungan dan peran serta keluarga
- Maksimalkan rasa aman
- Sikap yang tegas dari pemberi/ pelayanan
perawatan (konsisten)
c.
Komunikasi
- Pesan jelas
- Sederhana
- Singkat dan beri pilihan terbata
d.
Pendidikan kesehatan
- Mulai saat pasien bertanya tentang yang terjadi pada
keadaan sebelumnya
- Seharusnya perawat harus harus tahu sebelumnya tentang
:
· Masalah pasien
· Stressor
· Pengobatan
· Rencana perawatan
· Usaha pencegahan
· Rencana perawatan dirumah
- Penjelasan diulang beberapa kali
- Beri petunjuk lisan dan tertulis
- Libatkan anggota keluarga agar
dapat melanjutkan perawatan dirumah dengan baik sesuai rencana yang telah
ditentukan
Intervensi pada Demensia
a.
Orientasi
Tujuan : Membentuk pasien berfungsi
dilingkungannya
- Tulis nama petugas pada kamar pasien jelas, besar,
sehingga dapat dibaca pasien
- Orientasikan pada situasi lingkungan
- Perhatikan penerangan terutama dimalam hari
- Kontak personal dan fisik sesring mungkin
- Libatkan dalam kegiatan T.A.K
- Tanamkan kesadaran :
· Mengapa pasien dirawat
· Memberikan percaya diri
· Berhubungan dengan orang lain
· Tanggap situasi lingkungan dengan menggunakan panca
indera
· Inyteraksi personal
- Identifikasi proses pulang
b.
Komunikasi
- Membina hubungan saling percaya
· Umpan balik yang positif
· Tentramkan hati
· Ulangi kontrak
· Respek, pendengaran yang baik
· Jangan terdesak
· Jangan memaksa
- Komunikasi verbal
· Jelas
· Ringkas
· Tidak terburu buru
- Topik percakapan dipilih oleh pasien
- Topik buat spesipik
- Waktu cukup untuk pasien
- Pertanyaan tertutup
- Pelan dan diplomatis dalam menghadapi persepsi yang
salah
- Empati
- Gunakan tehnik klarifikasi
- Summary
- Hangat
- Perhatian
c.
Pengaturan koping
- Koping yang selama dipakai ini yang positif positif
dimaksimalkan dan yang negative diminimalkan
- Bantu mencari koping baru yang posistif
d.
Kurangi agitasi
- didorong melakukan sesuatu yang tidak biasa dan tidak
jelas
- beri penjelasan
- beri pilihan
- penyaluran energi :
· Perawatan mandiri
· Menggunakan kekuatan dan kemampuan dengan tepat,
misalnya berolahraga
- Saat agitasi :
· Tetap senyum
· Tujukkan sikap bersahabat
· Empati
e.
Keluarga dan masyarakat
- Siapkan keluarga untuk menerima keadaan pasien
- Siapkan fasilitas dalam berinteraksi dengan
dimasyarakat
- Perlu bantuan dalam merawat 24 jam dirumah, yang
diprogramkan melalui :
· Puskesmas
· Pos-pos pelayanan kesehatan dirumah sakit
f.
Farmakologi
- Tergantung penyebab gangguan, spt :
· Penyakit Alzheimer’s
- Pada orang tua harus hati-hati,
karena keadaan yang sensitive
g.
Wandering
Perilaku yang harus diperhatikan oleh
pemberi perawatan
h.
Therapeutik Milieu
- Stimulasi kognitif
Melakukan aktifitas yang berfungsi untuk
perbaikan kognitif misalnya diskusi kelompok
· Dukung perasaan aman
· Situasi yang tenang
· Rancangai fisik konsisten
· Struktur yang teratur
· Fokus pada kekuatan dan kemampuan
· Minimalkan perilaku destruktif
i.
Intervensi interpersonal
- Psychotherapi
- Life review therafi
Untuk menyelesaikan masalah yang melibatkan individu dan
kelompok dengan saling menceritakan riswayat hidup
- Latihan dan terafi kognitif
· Latihan daya ingat
· Memelihara inteligensia
- Therapi relaksasi
· Untuk mengurangi ketegangan dan stress
· Deep Breathing
· Konsentrasi
- Kelompok pendukung dan konseling
· Ekspres filling
· Pemecahan masalah yang dilakukan dengan cara :
1. Meningkatkan harga diri
2. Meningktkan percaya diri
3. Meningkatkan simpati
4. Meningkatkan empati
j.
Gangguan daya ingat :
- Mulai percakapan dengan menyebut nama anda dan panggil
nama pasien
- Hindarkan konfrontasi atas pernyataan pasien yang
salah
- Penataan barang pribadi jangan dirubah
- Lakukan progran orientasi
k.
Gangguan perawatan diri :
- Buat jadwal mandi dengan teratur
- Tempatkan pakaian yang kemungkinan mudah dijangkau
pasien
- Ajarkan cara mandi secara bertahap :
· Peralatan mandi
· Langkah-langkah mandi
· Perhatikan privacy
- Ajarkan cara berpakaian
· Buat langkah berpakaian yang rutin
· Hindarkan kancing dan resleting
· Beri instruksi yang sederhana
· Lakukan berulang-ulang
· Tetap perhatikan privacy
- Ajarkan BAB dan BAK pada tempatnya
l.
Isolasi social
- Mulai kotak dengan keluarga
- Teman dekat
- Dorong berhubungan dengan orang lain
- Masukkan dalam kelompok aktifitas
- Buat jadwal kontak sosial secara teratur
Prinsip Konservatif Myra Levines
Penerapannya pada pasien gangguan kognitif.
Tujuan : Meningkatkan fungsi kognitif yang optimal.
- Konservatif Energi
Intervensi :
- Nutrisi adekuat
- Observasi intake
- Observasi out put
- Observasi tanda vital
- Kesempatan istirahat dirangsang
- Bantu pergerakan
- Kaji gangguan fisiologis
- Kaji stres, bantu cara menghindari dan mengatasi
Dilakukan melalui kegiatan yang berhubungan dengan penggunaan energy
- Konservasi Integritas Struktur
Intervensi :
- Kaji fungsi sensori
- Kaji persepsi
- Beri kaca mata
- Alat bantu dengar
- Tongkat
- Observasi dan jauhkan benda-benda berbahaya
- Supervisi pemberian obat
- Lindungi dari bahaya
Perlindungan keselamatan dari ancaman bahaya kecelakaan
- Konservasi Integritas Personal
Intervensi :
- Orientasi realita
- Hubungan saling percaya
- Dorong untuk mandiri
- Identifikasi minat
- Identifikasi kemampuan
beri kesempatan untuk menggunakan
- Beri pujian
- Lakukan tehnik komunikasi terapeutik
Pemeliharaan peningkatan harga diri
- Konservasi social
Intervensi :
- Kontak keluarga
- Kontak teman dekat
- Dorong untuk berhubungan dengan orang lain
- Didik keluarga dan pasien
- Ijinkan keluarga/orang dekat untuk membantu perawat
- Bertemu keluarga secara teratur
- Libatkan keluarga dalam perencanaan pulang
Pemeliharaan hubungan sosial dengan orang terdekat
- EVALUASI
1)
Realistis
2)
Tidak pesimis
3)
Ditujukan pada :
· Orientasi waktu
· Tempat
· Orang
· Interaksi social
· Perawatan mandiri
· Status nutrisi
· Fungsi kognitif
· Pasien terhindar dari cedera
4)
Ditujukan pada pasien delirium
· pasien kembali pada fungsi sebelumnya
· pasien dapat memelihara tingkat optimal fungsi sensori
dan persepsi
· berperan dalam aktifitas sehari-hari
· memelihara keseimbangan fungsi fisiologis
5)
Ditujukan pada pasien demensia
· pasien melakukan perawatan mandiri secara optimal
· keluarga tetap memelihara hubungan dengan pasien.
IV.
PENUTUP
- Kesimpulan
Gangguan kognitif pada pasien yang
mengalami gangguan jiwa, erat hubungannnya dengan gangguan mental organik. Hal
ini terlihat dari gambaran secara umum perilaku/ gejala yang timbul akan
dipengaruhi pada bagian otak yang mengalami gangguan, misalnya pada lobus
oksipitalis, lobus parietalis, lobus temporalis, lobus frontalis maupun sistim
limbik.
Dari intervensi yang dilakukan untuk
mengatasi masalah pasien , hal utama yang dilakukan adalah : selalu menerapkan
tehnik komunikasi terapeutik. Pendekatan secara individu dan kelompok, juga
keterlibatan keluarga dalam melakukan perawatan sangat penting untuk mencapai
kesembuhan pasien.
Berdasarkan hal diatas masalah dengan gangguan kognitif sangat penting diketahui apa penyebab terjadinya . Sehingga intervensi yang diberikan tepat dan sesuai untuk mengatasi masalah pasien. Akhirnya pasien diharapkan dapat seoptimal mungkin untuk memenuhi kebutuhannya dan terhindar dari kecelakaan yang ,membahayakan keselamatan pasien.
Berdasarkan hal diatas masalah dengan gangguan kognitif sangat penting diketahui apa penyebab terjadinya . Sehingga intervensi yang diberikan tepat dan sesuai untuk mengatasi masalah pasien. Akhirnya pasien diharapkan dapat seoptimal mungkin untuk memenuhi kebutuhannya dan terhindar dari kecelakaan yang ,membahayakan keselamatan pasien.
- Saran
Dari kesimpulan diatas, pemberian asuhan keperawatan
pada pasien yang
mengalami gangguan kognitip seharusnya kita memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
mengalami gangguan kognitip seharusnya kita memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Asuhan yang kita berikan secara tuntas dengan tetap
mengacu pada pengkajian bio-psiko-sosial dengan lebih mengutamakan etiologi
dari terjadinya masalah
2. Pemberian obat /terapy seharusnya berdasarkan pada gejala yang terjadi, karena akan dipengaruhi oleh bagian otak yang terganggu dan harus tetap berkolaborasi dengan tim medis.
2. Pemberian obat /terapy seharusnya berdasarkan pada gejala yang terjadi, karena akan dipengaruhi oleh bagian otak yang terganggu dan harus tetap berkolaborasi dengan tim medis.
3. Dalam pemberian asuhan keperawatan diharapkan peran
serta dan keterlibatan keluarga.