Jumat, 06 Januari 2012

LAPORAN PENDAHULUAN DIARE


DIARE
kasus
Tn S umur 35 th,dirawat di ruang melati RSUD kebumen dengan keluhan BAB cair dan berlendir 8x/hari sejak 3hari yg lalu. Mengeluh lemas,susah minum,perut sakit. Dari pemeriksaan fisik turgor kuit jelek,mata cekung, mukosa dan kulit kering. BB 57kg menurun mjd 46kg, S:38 c, N:100x/menit, RR30x/menit TD 80/60mmHg,terpasang  infus RL 20TPM

A.    STEP I
Identifikasi kata-kata sulit
a.       Mata cekung
b.      Mukosa kering
c.       Kulit kering
d.      Turgor kulit jelek
e.       Lemas
f.       BAB cair dan berlendir
B.     STEP II
Mengidentifikasi masalah
1.      BAB cair dan berlendir
a.       Penyebab BAB cair dan berlendir?
b.      Penanganan BAB cair dan berlendir?
c.       Proses terjadinya BAB dan berlendir?
2.      Lemas
a.       Penyebab lemas?
b.      Penanganan lemas?
3.      Susah minum
a.       Penyebab susah minum?
b.      Penanganan susah minum?
4.      Perut sakit
a.       Penyebab perut sakit?
b.      Penanganan perut sakit?
c.       Pengkajiaan nyeri?
5.      Turgor kulit jelek
a.       Penyebab turgor kulit jelek?
b.      Penanganan turgor kulit jelek?
6.      Mata cekung
a.       Penyebab mata cekung?
b.      Penanganan mata cekung?
7.      Mukosa kering
a.       Penyebab mukosa kering?
b.      Penanganan mukosa kering
8.      Kulit kering
a.       Penyebab kulit kering?
b.      Penanganan kulit kering?
9.      BB menurun
a.       Penyebab BB menurun?
b.      Penanganan BB menurun?
c.       Proses terjadi BB menurun?
C.    STEP III
Hipotesis yang mungkin terjadi :
1.      Terdapat gangguan pada pernafasan
2.      Terdapat gangguan pada pola defekasi
3.      Terdapat gangguan pada pola makan
4.      Terdapat penurunan berat badan
D.    STEP IV
ANALISA MASALAH
1.      Lemas
a.       Penyebab terlalu banyak kehilangan cairan karena adanya diare
b.      Penanganannya banyak minum air putih/cairan elektrolit seprti oralit
2.      BAB cair dan berlendir
a.       Penyebab peningkatan sekresi air dan elektrolit ke lumen usus
b.      Rangsangan toksin pada dinding usus menyebabkan meningkatnya sekresi air dan elektrolit ke lumen usus
c.       Penanganan rehidrasi (pemberian cairan )
3.      Kulit kering
a.       Penyebab ; dehidrasi
b.      Penanganan : rehidrasi
4.      Mata cekung
a.       Karena kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebih
b.      Rehidrasi
5.      Penyebab mukosa kering
a.       Penyebab: karena kehilangan cairan dan elektrolit dehidrasi,penguapan,produksi saliva menurun,bernafas melalui mulut, stress, takut.
b.      Penanganan : rehidrasi oral contohnya oralit, formula sederhana contoh LGG.
6.      Penyebab perut sakit
a.       Bisa dikarenakan peningkatan pergerakan usus dan juga iritasi usus akibat proses infeksi karena port the entry mikroorganisme/bakteri  ecoly, salmonella dan entrovirus juga karena adanya stimulus yang berbahaya/buah-buahan,alcohol dll.
b.      Penanganan
1.      Berikan obat analgesic
2.      Betres
3.      Anjuran untuk berpuasa
c.       Pengkajian
1.      Provikativ/problem
2.      P,Q,R,S,T
Palliative/profokatif
Quality
Region
Skala
Time

E.     STEP V
Tujuan pembelajaran antara lain:
1.      Mempelajari konsep dasar illeus serta komplikasi yang ditimbulkan meliputi :
a.       pernafasan
b.      keseimbangan cairan
c.       nutrisi

F.      STEP VI
Mencari informasi
G.    STEP VII
Hasil Diskusi :
A.    Definisi :
Diare yaitu buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair, kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya yaitu lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer atau air ini dapat atau tanpa disertai lendir dan darah (Donowitz, 1995).
Diare kronik yaitu diare lebih dari 4 minggu. Batasan waktu ini penting untuk mempercepat pemastian diagnosis dan pengobatan. Dibanding dengan diare akut yang sudah jelas permasalahannya, diare kronik lebih rumit dalam menegakkan diagnosis dan penobatannya (Thomas, 2003).
Prevalensi diare kronik di negara barat 7-14% pada populasi tua (Thomas, 2003), di subbagian Gastroenterologi FKUI/RSUPNCM Jakarta  sebesar 15% selama 2 tahun (1995-1996), sedangkan angka morbiditas diare kronik di antara semua pasien diare yang dirawat di RSCM sekitar 1% (Kolopaking, 2003).
Diare kronik merupakan suatu sindrom yang penyebab dan patogenesisnya sangat multikompleks. Mengingat banyaknya penyakit yang dapat menyebabkan diare kronik dan banyaknya pemeriksaan yang harus dilakukan, sangat penting bagi dokter untuk memilih yang benar-benar cost effective (Kolopaking, 2003).
B.     ETIOLOGI
1.      Faktor infeksi
            a. Infeksi enteral® infeksi pada  GIT (penyebab utama)
*      Bakteri : Vibrio cholerae, Salmonella spp, E. coli dll
*      Virus : Rotavirus (40-60%), Coronavirus, Calcivirus dll
*      Parasit: Cacing (Ascaris, Oxyuris,dll), Protozoa (Entamoba histolica,Giardia Lambia, dll)  Jamur (Candida Albicans)          
            b. Infeksi parenteral® infeksi di luar GIT (OMA, BP, Ensefalitis,dll)
2.      Faktor malabsorbsi : KH, Lemak, Protein
3.      Faktor makanan : basi/ beracun, alergi
Faktor psikologis : takut dan cemas
C.    PATOFISIOLOGI
*      VIRUS masuk® enterosit (sel epitel usus halus)® infeksi & kerusakan fili usus halus
*      Enterosit rusak diganti oleh enterosit baru (kuboid/ sel epitel gepeng yg blm matang)® fungsi blm baik
*      Fili usus atropi® tdk dpt mengabsorbsi makanan & cairan dgn baik
Tek Koloid Osmotik ­ ® motilitas ­ ® DIARE
*      BAKTERI NON INFASIF (Vibrio cholerae, E. coli patogen) masuk® lambung® duodenum® berkembang biak ® mengeluarkan enzim mucinase (mencairkan lap lendir)® bakteri masuk ke membran® mengeluarkan subunit A & B® mengeluarkan (cAMP)® meransang sekresi cairan usus, menghambat absobsi tampa menimbulkan kerusakan sel epitel tersebut® volume usus ­ ®dinding usus teregang® DIARE
*      BAKTERI INFASIF (Salmonella spp, Shigella spp, E. coli infasif, Champylobacter) ® prinsip perjalanan hampir sama, tetapi bakteri ini dapat menginvasi sel mukosa usus halus ® reaksi sistemik (demam, kram perut) dan dapat sampai terdapat darah
*      Toksin Shigella masuk ke serabut saraf otak ®  kejang
BERDASARKAN PATOFISIOLOGI
*   Diare osmotik : diare akibat adanya bahan yang tidak dapat diabsorbsi oleh lumen usus ® hiperosmoler ®hiperperistalsis
*   Diare sekretorik : terjadi akibat stimulasi primer dari enterotoksin atau oleh neoplasma
*   Diare akibat gangguan motilitas usus : gangguan pada kontrol otonomik
D.    KOMPLIKASI
*      Kehilangan air dan elektrolit _ Dehidrasi, Hipokalemia, Asidosis metabolik, Kejang, Alkalosis metabolik
*      Gangguan sirkulasi darah _ Syok hipovolemik
*      Gangguan gizi _Hipoglikemia, Malnutrisi energi protein, Intolerasi laktosa sekunder
E.     PENENTUAN DERAJAT DEHIDRASI
*      Berdasarkan BB
*       Ringan _pe↓ BB < 5 %
*       Sedang _pe↓ BB 5 – 10 %
*       Berat _pe↓ BB > 10 %
*      Menurut Haroen Noerasid (modifikasi)
*       Ringan _Rasa haus & Oliguria ringan
*       Sedang _Tanda diatas + turgor kulit↓,
   ubun2 & mata cekung
*       Berat _Tanda diatas + somnolen,
   sopor, koma, syok, nafas kussmaul
*      Berdasarkan ketonusan cairan
*      Dehidrasi Isotonis
*      Kehilangan air dan Na dalam proporsi yang sama
*      Merupakan dehidrasi yang terjadi karena diare
*      Tanda _sangat cepat, haus ekstremitas dingin dan berkeringat, kesadaran menurun dan muncul gejala syok hipovolemik
*      Dehidrasi Hipertonis
*      Terdapat kekurangan cairan air dan Na tetapi proporsi kehilangan air lebih banyak (Na >150 mmol/L)
*      Tanda _anak sangat haus,iritabel
*      Dehidrasi Hipotonis
*      Terdapat kekurangan cairan air dan Na tetapi proporsi kehilangan Na lebih banyak (Na >130 mmol/L)
*      Tanda _anak letargi, kejang
F.     PENGKAJIAN KEPERAWATAN
*      Riwayat
*      Jumlah dan konsistensi tinja
*      Muntah
*      Rasa haus
*      Episode diare
*      Pemeriksaan Fisik
*      Keadaan umum klien _gelisah, mudah marah, lemah, kesadaran
*      Tanda–tanda vital
*      BB
*      Status hidrasi _ CRT, kecekungan ubun-ubun, Urin Output, Mukosa membran,Turgor kulit, Kecekungan kelopak mata, Air mata
*      Tanda2 hipokalemi _Bising usus, distensi usus, Menurunnya kemampuan kontraksi otot
*      Pola pernafasan _Pernafasan Kussmaul
G.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
*     Pemeriksaan tinja
*      Makroskopis dan mikroskopis
*      Ph dan kadar gula dalam tinja
*      Kultur dan uji resistensi         
*     Pemeriksaan keseimbangan asam
  basa ® AGD
*     Urinalisis : Bj, endapan
*     Pemeriksaan kadar ureum
  kreatinin® faal ginjal
*     Pemeriksaan keseimbangan cairan &
  elektrolit ® Hb-Ht, Na, K, Ca dan F
*     Pemeriksaan intubasi duodenum
*     EKG ® menilai deplesi elektrolit
  (biasanya kalium)













H.    PATHWAY
Factor infeksi                factor malabsorbsi          factor makanan             factor psikologi
(bakteri)                          KH.lemak protein

Masuk & berkembang      meningkat tekanan       toksin tidak dapat             cemas
Dalam usus                          osmotic                                diserap

Hipersekresi air             pergeseran air
& elektrolit                       & elektrolit                                      hiperperistaltik
(   isi rongga usus)        rongga usus                             ( menurunnya kesempatan
                                                                                            Usus menyerap makanan)
                                                                                                                                                                                                                                                            nyeri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar