Rabu, 21 Maret 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA Ny. A DENGAN KISTE TIROIDEKTOMI DI INSTALASI BEDAH CENTRAL RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG.

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA Ny. A DENGAN KISTE TIROIDEKTOMI DI INSTALASI BEDAH CENTRAL RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG.



Copy of S1-Black-Stikes


Disusun oleh :





PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN  MUHAMMADIYAH GOMBONG
2010



TINJAUAN KASUS.

1.      PENGKAJIAN.
Hari                             : Rabu
Tanggal                       : 27 Oktober 2010
Tempat                        : Instalasi Bedah Central ( IBS )
Jam                              : 10.20 WIB.
Diterima Oleh                         :  Kami
a.       Identitas Pasien.
Nama                     : Ny. A
Umur                     : 29 th
Jenis Kelamin        : Perempuan
Alamat                  : Plumbon. Karang Sambung. Alian 
Pekerjaan               : Ibu Rumah Tangga.
Diagnosa               : Kiste Tyroid
No.RM                  : 187461

b.      Penanggung Jawab.
Nama                                             :  Tn. M
Umur                                             :  39 th
Alamat                                          :  Plumbon. Karang Sambung. Alian 
Hubungan dengan pasien              :  Paman


2.      RIWAYAT KESEHATAN
a.       Keluhan utama                     : cemas dengan benjolan yang ada di lehernya.
b.       Riwayat Kesehatan sekarang  :     Pasien datang ke poli Instalasi Bedah Central RS PKU Muhammadiyah Gombong pada tanggal 27 Oktober 2010 jam 09.00 WIB dengan keluhan ada benjolan yang membesar di leher. Benjolan tersebut di deritanya kurang lebih sejak 2 tahun yang lalu. Sebelumnya pasien belum pernah memeriksakan ke dokter ataupun ke puskesmas. Pasien mengatakan terganggu dengan adanya benjolan tersebut.  Dan saat di periksa oleh dokter di poli bedah, dokter menyarankan untuk di operasi. Dengan keputusan yang di sarankan oleh dokter, pasien tampak cemas atas tindakan yang akan di lakukan.
c.       Riwayat Kesehatan dahulu
§  Pernah dirawat di rumah sakit     :           Belum Pernah dirawat di Rumah sakit sebelumnya.
§  Tindakan ( operasi )                      :           Tidak pernah
§  Alergi                                           :           Tidak punya
d.      Riwayat Kesehatan keluarga  :     Pasien mengatakan dalam Keluarga ada yang memiliki penyakit yang sama yaitu kakek. Tetapi keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit menular.
3.      POLA FUNGSIONAL MENURUT VIRGINIA HANDERSON.
No
Pola fungsional
Sebelum sakit
Saat sakit
1.
Bernafas
Ps.mengatakan bernafas dengan normal. RR = 20 x /mnt.
Ps. Mengatakan tdk sesak nafas. RR = 25 x/mnt.
2.
Nutrisi
Ps.mengatakan makan 3x/hari dg porsi yg sedang. Minum ± 1200cc
Ps mengatakan puasa sejak td pagi karena mau operasi.
3.
Eliminasi
Ps.mengatakan BAB nya 1x/hr dg konsistensi lunak. BAK 6-8 x/hr.
Ps.tidak terpasang kateter.pasien mengatakan sejak tadi pagi BAK ± 250cc dan  blm BAB.
4.
Gerak dan keseimbangan tubuh
Ps mengatakan biasanya berjalan-jalan dengan bebas.
Ps.mengatakan tidak bisa bergerak dengan bebas.
5.
Istirahat dan tidur
Ps. Mengatakan Tidur : 8jam /hari semalam
Ps.mengatakan masih dapat tidur dengan nyenyak. ±8 jam /hari.
6.
Berpakaian
Ps dapat memilih dan memakai pakaian yang di inginkan.
Ps.memakai baju operasi.
7.
Mampertahankan suhu tubuh.
Ps  mengatakan suhu tubuhnya DBN → 36,0 0 C. Jika udara panas Ps hanya memakai daster, dan jika dingin memakai jaket

Suhu Ps. 36,8 0 C.
8.
Personal Higiene
Ps mengatakan mandi 2-3x/hr. Gosok gigi 3x/hr.
Ps mengatakan mandi 2X sehari.
9.
Rasa Aman dan Nyaman
Ps. mengatakan ketika berada di rumah  merasa aman dan nyaman karena bersama dengan keluarga yang dicintainya.
Ps mengatakan cemas dengan  pembedahan yang akan dilakukan karena tidak pernah operasi. pasien bertanya apakah pembedahannya terasa sakit.
10.
Komunikasi
Ps mengatakan dapat berkomunikasi dngan baik.
Ps mau ngomong jika ditanya oleh perawat.
11.
Spiritual
Ps mengatakan manjalankan ibadah dengan tepat waktu
Pasien mengatakan masih bisa menjalankan solat 5 waktu
12.
Bekarja
Pasien mengatakan bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Ps pasien tidak dapat kerja.
13.
Rekreasi
Pasien mengatakan jarang berekreasi. Kadang-kadang kepasar.
Pasien tidak dapat berekreasi.
14.
Belajar
Pasien mengatakan bmendapatkan informasi dari mendengarkan radio dan menonton TV.
Pasien mengatakan mendapatkan informasi tentang kesehatan dari dokter dan perawat.

4.      KEADAAN UMUM
KU                              :           baik
Kesadaran          :        CM (GCS → 15)
TD                      :        100/80 mmHg
N                        :        105  x/mnt
S                         :        36,80 C
RR                      :        25 x/mnt


5.      PEMERIKSAAN FISIK.
No
Bagian
Hasil
1
2
3

4
5
6
7
8
9




10



11
12
13
Kepala
Muka
Mata

Telinga
Leher
Hidung
Mulut
Leher
Dada




Abdomen



Ektrimitas atas
Ektrimitas bawah
Genital
Kulit
Rambut bersih, hitam, distribusi merata,
Simetris terlihat pucat
Mata sipit, Pupil iskohor,  skera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis,
Bersih, tidak ada serumen
Tampak benjolan pada kelenjar tiroid.
Polip tidak ada , secret  tidak ada
Mukosa bibit kering.
Tidak terjadi Pembesaran kelenjar tiroid 
I :  bentuk simetris, tidak ada retraksi dada, tidak ada jejas
P : tidak ada nyeri dada
P :  tidak ada edema pulmo.
A :  ronchi tidak ada, suara nafas vesikuler
I : tidak ada bekas insisi
A : bising usus 10 X per menit
P : bunyi timpani.
P : nyeri tekan tidak ada.
Tangan Kanan terpasang Infus RL di guyur.
Pada kaki tidak ada Edema
Tidak terpasang kateter , Perempuan
Turgor kulit baik

6.      PEMERIKSAAN PENUNJANG.
Laboratorium darah tanggal 16 Oktober 2010
Hemoglobin    : 12,6 g%                     ( 13 – 16 )
Hematokrit      : 36,3 %                       ( 35 – 45 )
Eritrosit           : 4,19 jt/mmk               ( 3,9 – 5,6 )
MCH               : 36,20 pg                    ( 27 -32 )
MCV               : 86,8 fl                        ( 76 – 96 )
MCHC                        : 34,8 g/dL                  ( 29 – 36 )
Leukosit          : 11.20 rb / mmk          ( 4,0 – 10,0 )
Trombosit        : 286 rb/mmk               ( 150 -400 )

7.      TERAPI
Pre operatif :
a.         Petidine 25 mg
b.         Trivam 100 mg
c.         Ondansetron 8 mg
d.        Atropin 30 mg
e.         Fimahes 500 cc
f.          Rl 500 cc
Intra operatif :
a.         Cevocloram inhalasi
b.         RL 500 cc
c.         Dexa
d.        SA
e.         Ondansetron
f.          Propofol
Post operatif :
a.         RL 500cc







8.      ASUHAN KEPERAWATAN PRE OPERATIF
a.         Analisa Data
Tnggl
Data
Patway
etiologi
Problem
27-10-2010.

12.10
DS :
·      Ps mengatakan cemas dengan  pembedahan yang akan dilakukan karena tidak pernah operasi.
·      Klien bertanya apakah pembedahan terasa sakit?

DO:
·      Klien tampak gelisah dan pucat.
·      Frekuensi nadi dan pernapasan meningkat
·      VS
RR : 25 x/mnt
N : 105 x/mnt

Pembesaran kelenjar tiroid
Rencana pembedahan “kiste tiroidektomi”
Ketidaktahuan tentang prosedur anestesi dan
pembedahan
Kecemasan

ketidaktahuan   tentang prosedur dan risiko pembedahan
.
Kecemasan  

b.         Rumusan Diagnosa Keperawatan.
Kecemasan b/d ketidaktahuan tentang prosedur dan risiko pembedahan

c.         Rencana Pre Operasi.
Tgl /jam
DX
Tujuan
Intervensi
Rasional
27-10-2010.

12.15
Kecemasan b/d ketidaktahuan tentang prosedur dan risiko pembedahan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 30 mnt diharapkan kecemasan dapat berkurang dengan KH :
-                    - Pasien tampak lebih tenang.
1.      Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas

2.      Bicara singkat dengan kata yang sederhana




3.      Jelaskan prosedur tindakan


1.      Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan imsomnis

2.      Rentang perhatian mungkin menjadi pendek , konsentrasi berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi
3.      Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan kesalahan interpretasi

d.        Pelaksanaan Pre Operasi
Tggl/jam
Implementasi
Respon
Paraf
27-10-2010.

12.15.
1.      Mengobservasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas.
2.      Mengobservasi bicara pasien yang singkat dengan kata yang sederhana
3.      Jelaskan prosedur tindakan
4.      Memberikan obat injeksi Petidine 25 mg, Trivam 100 mg, Ondansetron 8 mg, Atropin 30 mg.
1.    Ps tampak gelisah


2.    Pasien hanya mau berbicara ketika ditanya oleh perawat.

3.    Pasien mengerti dan memahaminya.
4.    Injeksi masuk melalui IV bolus Petidine 25 mg, Trivam 100 mg, Ondansetron 8 mg, Atropin 30 mg.


e.         Evaluasi Pre Operasi.
Tgl / jam
Evaluasi
Paraf
27-10-2010.

12.30
S : pasien masih mengatakan sudah tidak cemas
O : pasien tampak tenang dan sudah mau banyak bicara.
A : masalah kecemasan sudah teratasi
P : -


f.       ASUHAN KEPERAWATAN INTRA OPERATIF.
1.      Analisa Data
Tnggl
Data
Patway
etiologi
Problem
27-10-2010.

12.45
DS : -
DO:
·      Insisi pada daerah tiroid  ± 10 cm
·      Pendarahan ± 200 cc
·      Terpasang O2 4L
·      VS
Td : 127/85 mmHg
N : 90 x/mnt
SAO2 : 97
Insisi jaringan otot dan vaskuler area tiroid
Terputusnya kontinuitas vaskuler
Risiko perdarahan
Cedera vaskuler akibat insisi bedah
Resiko pendarahan
2.      Rumusan Diagnosa Keperawatan
Risiko perdarahan b/d cedera vaskuler akibat insisi bedah.



3.      Rencana Intra Operatif
Tgl/jm
Dx Kep dan Kreteria hasil
Intervensi
Rasionalisasi
27-10-2010.

12.55
Risiko perdarahan b/d cedera vaskuler akibat insisi bedah.

Kriteria hasil:
-      perdarahan yang berlebihan tidak terjadi atau dapat dikontrol.

1.   Pastikan ketersedian darah dan transfusi set.



2.   Bantu operator menutup semua perdarahan yang tejadi.


3.   Cek volume perdarahan.


4.   Pasang transfusi bila perlu.

1.    Tindakan antisipatif untuk mengontrol perdarahan bila terjadi.

2.    Mencegah perdarahan ber-lebihan.



3.    Memastikan perlu tidak-nya tindakan transfusi.

4.    Transfusi merupakan tera-pi pengganti kehilangan darah.


4.      Pelaksanaan Intra Operatif
Tgl/jam
Pelaksanaan
Respon hasil
Paraf
27-10-2010.

13.15
1.    Ps di posisikan supinasi.
2.    Memasang bed side monitor dan O2 4L
3.    Menganestesi Pasien dengan anestesi general.
4.    Memasang  ET.
5.    Mendesinfeksi  daerah operasi.
6.    mendrapping
7.    menginsisi area operasi,
8.    menghecting area operasi
9.    mendesinfeksi area jahitan
10.             menutup area operasi dengan kasa steril.









5.      Evaluasi Intra Operatif
Tgl
Diagnosa

Evaluasi

Paraf

27-10-2010.

13.55




1. Risiko perdarahan








S:  --

O:  Perdarahan ± 200 ml (normal)

A:  Masalah perdarahan tidak terjadi

P:  -






g.      ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERATIF.
1.      Analisa Data
Tgl/jam
Data
Patway
Etiologi
Problem
27-10-2010.

14.05
DS : .
DO :
-          Terpasang nasal kanul oksigen 2,5 l/mnt
-          N : 80  x/mnt,
-          RR 22 x/mn
Pengaruh anestetik pasca bedah
Proses pemulihan kesadaran
Pusing, letargi, mual, muntah
Risiko aspirasi

belum pulihnya kesadaran pasca pembedahan

Risiko aspirasi

2.      Rumusan diagnosa keperawatan.
Risiko aspirasi b/d belum pulihnya kesadaran pasca pembedahan
3.      Rencana post operatif
Tgl/jm
Dx Kep dan Kreteria hasil
Intervensi
Rasionalisasi
27-10-2010.

14.15
Risiko aspirasi b/d belum pulihnya kesadaran pasca pembedahan.

Kriteria hasil:
-      Resiko aspirasi tidak terjadi
1.      Observasi  secara ketat respon mual-muntah pasca anestesi

2.      Atur  posisi kepala miring ke samping (kanan), menyiapkan bangkok dan membantu klien saat muntah
Mual muntah dapat mengakibatkan aspirasi..



Agar cairan yang keluar tidak masuk kembali ke saluran pernafasan ( hidung )
4.      Pelaksanaan post operatif
Tgl/jam
Pelaksanaan
Respon hasil
Paraf
27-10-2010.

14.20
1.      Mengobservasi secara ketat respon mual-muntah pasca anestesi
    

2.      Mengatur posisi kepala miring ke samping (kanan), menyiapkan bangkok dan membantu klien saat muntah.
      

  1. Klien mengeluh pusing dan mual




  1.  Klien tidak muntah


5.      Evaluasi post operatif
Tgl & No.
Diagnosa

Evaluasi

paraf
27-10-2010.

14.30








1.   Risiko aspirasi






S:  Mual (-), muntah (-)

O:  Tanda-tanda aspirasi (-)

A:  Aspirasi tidak terjadi

P:   --



Tidak ada komentar:

Posting Komentar